Gunung Berapi di Dasar Laut

hi011Ditulis oleh : Ahmad Fadlli (LRC Kaliwungu Kudus)

Bengkulu bukan hanya daerah rawan gempa. Info terbaru menyebutkan, para ahli geologi menemukan gunung api raksasa di bawah Laut Bengkulu. Gunung api itu diperkirakan memiliki diameter 50 kilometer dan tinggi 4.600 meter. Lebih tinggi drai puncak Jayawijaya Papua. Lokasinya berada 330 kilometer arah barat Kota Bengkulu.

Gunung api di bawah laut tersebut ditemukan tim gabungan ahli geologi dari Indonesia, AS dan Prancis. Beberapa lembaga Indonesia yang dilibatkan dalam tim itu adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sementara itu, ada CGG Veritas dari AS dan IPG dari Prancis. “Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini, kecuali Gunung Jayawijaya di Papua.” jelas Direktur Pusat Teknologi Daya Alam BPPT Yusuf Surachman.

Gunung api di dasar laut itu ditemukan dalam survei dengan kapal seismik Geomave Champion milik CGG Veritas. Area yang disurvei adalah Palung Sunda di barat daya Sumatera. Dasar gunung tersebut berada di kedalaman 5.900 meter, sedangkan puncaknya berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Tujuan survei itu sebenarnya ialah mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50 kilometer) yang meliputi Palung Sunda, prisma akresi, tinggian busur luar (outer arc high) dan cekungan busur muka (fore arc basin) perairan Sumatera.

Menurut peneliti LIPI Dr. Danny Hilman Natawidjaja, berdasarkan hasil survei mereka, gunung tersebut masuk kategori gunung berapi, namun belum bisa dipastikan secara detail apakah aktif atau tidak. “Itu hasil temuan tim. Kalau kita lihat, ukurannya memang luar biasa. Jauh lebih besar daripada gunung berapi di Jogjakarta yang hanya 3.600 meter atau gunung berapi di Sumatera yang rata-rata tingginya mencapai 3.000 meter atau 3 kilometer.”papar Danny.

Agar diketahui aktif atau tidaknya, menurut Danny harus diadakan penelitian lebih lanjut. Lazimnya, gunung berapi yang berada di palung laut tidak aktif. Hanya, berhubung palung tersebut adalah temapt pertemuan lempeng Eurasia dan Indo Australia yang saling bertubrukan, ada kemungkinan gunung itu aktif. “Seberapa aktif, kami juga belum tahu.” ucap Danny. Kalau terbukti aktif dan menyimpan magma, bisa dipastikan gunung tersebut berbahaya. Bila meletus, dapat terjadi tsunami yang bisa menerpa Pulau Enggano dan Pantai Kota Bengkulu. “Seberapa hebatnya daya letus gunung dan besaran tsunami masih harus diteliti lebih dahulu.” tambah Danny.

Yusuf Surachman memberikan penjelasan senada. Meskipun gunung itu memiliki kaldera, para pakar geologi belum mengetahui tingkat keaktifannya. Kaldera adalah salah satu indikasi bahwa sebuah gunung tergolong gunung berapi. ”Bagaimanapun, gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus.” tegasnya. Yang jelas, sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera. Perubahan itulah yang menarik minat banyak peneliti asing. (Sumber; Jawa Pos 30/5/2009)