Posted on January 09, 2010 by Abah
Anyer adalah garis start Trans-Jawa Anyer-Panarukan yang dibangun semasa era kolonial Belanda pada abad XVII. Sebagai daerah pesisir, kota yang termasuk wilayah Kota Cilegon, Provinsi Banten, itu menawarkan pesona wisata pantai. Selain tentu saja wisata sejarah patok kilometer nol Trans-Jawa tersebut.
---
Trans-Jawa dibangun semasa kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di era kolonial Belanda. Jalan sepanjang sekitar 1.300 kilometer itu berawal dari pesisir barat Jawa di Anyer dan berujung di Panarukan, Banyuwangi, Jawa Timur. Jalan tersebut awalnya dibangun untuk jalur pos.
Patok kilometer nol Trans-Jawa itu berada di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Cilegon. Lokasinya persis terletak di bibir pantai karang yang berhadapan langsung dengan Selat Sunda.
Di permukaan patok setinggi sekitar 0,5 meter tersebut, terpahat tulisan "Nol Kilometer Anyer-Panarukan, 1806". Angka 1806 mengacu pada tahun awal pembangunan Trans-Jawa yang menghubungkan pesisir barat dan timur pulau terpadat di nus itu.
Patok tersebut terpasang pada bangunan berbentuk lingkaran di atas karang dengan diameter sekitar 5 meter. "Bangunan itu yang membuat Portugis pada 1805. Baru setahun kemudian, Belanda mulai membuat jalan Anyer-Panarukan yang berawal dari sini," papar Prapto, penjaga mercusuar di dekat patok tersebut.
Berdasar catatan sejarah, memang para pelaut Portugis yang kali pertama menjejakkan kaki di Pulau Jawa. Namun, justru Belanda -yang datang kemudian- yang lalu menjajah Jawa dan wilayah lain di tanah air selama ratusan tahun.
Salah satu peninggalan monumental pemerintah kolonial Belanda adalah Trans-Jawa Anyer-Panarukan itu. Jalur tersebut juga dikenal sebagai Jalan Daendels, sesuai dengan nama gubernur jenderal Belanda yang memimpin daerah jajahan di nus , saat pembangunan jalan tersebut berlangsung.
Konon, untuk menyelesaikan jalan sepanjang 1.300 kilometer itu, hanya diperlukan waktu satu tahun. Sejarah juga mencatat, ribuan rakyat Indonesia tewas selama pembangunan jalan tersebut. Mereka dipekerjakan sebagai budak yang dikenal dengan istilah kerja rodi.
Surga bagi Yang Hobi Mancing
Anyer menjadi salah satu pilihan warga Jakarta untuk berlibur di akhir pekan. Lokasinya tidak terlalu jauh dan aksesnya mudah. Dengan kendaraan pribadi, hanya diperlukan waktu 2-3 jam. Kendaraan umum pun mudah didapatkan untuk mencapai kota yang juga dikenal dengan objek wisata pantai di tepian Sulat Sunda tersebut.
Jika memilih berangkat dengan kendaraan umum, ada bus yang akan menyusuri jalan tol Jakarta-Merak. Untuk menuju Anyer, warga turun di pintu tol Cilegon Timur. Perjalanan dilanjutkan dengan angkutan kota dari terminal bayangan di dekat pintu tol tadi menuju Kota Cilegon. Dari Kota Cilegon, perjalanan disambung dengan angkutan kota lain menuju Anyer. Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke Anyer melewati kawasan industri Cilegon.
Objek wisata utamanya adalah pasir putih yang memanjang di sebagian besar wilayah pesisir Anyer. Banyak pilihan aktivitas di lokasi wisata itu. Mulai bermain jet ski atau banana boat. Namun, tidak disarankan berenang karena banyak karang.
Dari pesisir Anyer telihat berdiri kukuh Gunung Krakatau di Pulau Rakata di tengah Selat Sunda. Yang memiliki banyak waktu bisa menyeberang ke Pulau Rakata. Diperlukan waktu 2-4 jam untuk mencapai pulau tersebut, tergantung jenis perahu yang ditumpangi.
Bagi yang hobi memancing, Anyer adalah tujuan yang pas. Memancing dari atas karang di tepi pantai adalah tantangan sekaligus keasyikan tersendiri. Kalau ingin mudah mendapatkan ikan, pemancing bisa menyeberang ke Pulau Sanghyang yang hanya berjarak sekitar 15-20 menit berperahu. "Dari permukaan air ikannya terlihat jelas, hampir pasti dapat," kata satpam salah satu hotel di sepanjang pantai tersebut. (jpnn/ruk)
Sumber: jawaposcom Lihat Sumbernya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar