Senin, 17 Des 2018 18:06 WIB
Cilegon - Kebanyakan orang mungkin mengenal Kota Cilegon sebagai daerah di Banten dengan kawasan industri. Hampir di semua wilayah di Cilegon ditumbuhi industri, mulai dari industri pengolahan baja dan kimia. Namun jangan salah, di perbatasan antara Kabupaten Serang dan Kota Cilegon ada tempat wisata.
Vila Ternak Cikeray, demikian nama yang disandang tempat wisata yang menghadirkan edukasi pertanian dan peternakan bagi para pengunjung. Terletak di Kelurahan Cikeray, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Banten. Waktu tempuh hanya sekitar 25 menit dari pusat Kota Cilegon.
Vila Ternak Cikeray berdiri di kawasan perbukitan di wilayah Cilegon. Tempatnya yang asri sedikitnya dapat menghilangkan penat di tempat wisata yang menghadirkan edukasi bagaimana cara beternak dan bertani.
"Kita ingin menunjukkan bahwa ternak itu bisa bersih, bisa menjanjikan, ternak itu bisa rapih,jadi ini juga sebagai edukasi anak-anak kita bahwa peternak itu bukan pekerjaan yang diremehkan," ungkap pemilik Vila Ternak Cikeray, Hari Bowo saat ditemui detikTravel, Rabu (12/4/2017).
Pria lulusan ITB itu mengungkapkan, awalnya ia tidak terpikir Vila Ternak Cikeray bisa diterima di kalangan masyarakat Cilegon. Bowo awalnya hanya ingin memindahkan tempat usaha peternakannya yang dulu ke tempat yang sekarang menjadi kawasan agrosiwata. Usahanya dulu hanya fokus pada penggemukan sapi qurban dan pakan ternak.
Anak-anak yang memberi makan sapi (Muhammad Iqbal/detikTravel)
|
Saya mulai usaha dari 2010-2016 kita fokus di penggemukan sapi qurban, kita juga ada pakan ternak mengelola sendiri, kita juga ada aqiqah. Cuma dari 2010-2016 itu kita masih berwirausaha di lahan sewa, mulai berpikir di 2017 ini.
"Kebetulan saya punya tabungan tanah (lokasinya) jauh di Cikerai ini. Saya mulai memberanikan diri, kita pindah tempat karena di sana tanah sewa dan pindah ke sini awal tahun 2017," terangnya.
Setelah berpindah tempat, Bowo kemudian terinspirasi dari daerah lain seperti Bandung dan Bogor yang mempunyai kawasan agrowisata berbasis pertanian dan peternakan. Dari sana, ia memberanikan diri untuk membuat terobosan yang yang dapat dijadikan tempat wisata sekaligus dapat mengedukasi anak-anak di wilayah Cilegon dan Banten.
"Awalnya cuma mau pindah kandang, lalu ternyata ada inspirasi lagi, kalau kita jalan ke Bandung itu kan ada Laktasi Farm, Farm House, ketikadi bogor ada Sentul Fresh, kalau di Malang ada Kampung Sapi Malang, Ecopark. Bekasi juga punya kandang. Nah Cilegon ini belum punya," tuturnya.
"Ya, moles-moles dikit kandang, ternyata laku. Anak-anak sekolah ada kunjungan, ternyata di kurikulum TK itu ada pengenalan hewan,maka kita poles sedikit, maka jadilah edukasi ternak," imbuhnya lagi.
Dalam sebulan, tingkat kunjungan di Vila Ternak Cikeray mencapai 1.000-1.500 pengunjung. Jumlahnya terdiri dari anak-anak sekolah hingga orangtua yang membawa keluarganya.
Selain menghadirkan beberapa hewan ternak dan alam yang asri. Di tempat ini, para pengunjung juga dapat beristirahat di saung yang dijadikan sebagai tempat kuliner.
"Pada saat edukasi ternak kan ada orangtua, butuh makan,butuh minum, akhirnya dibikin villa resto ini, maka akhirnya kita ada kantin, ada agrowisata di bawahnya. Ke depan semoga kita terus memperbaiki, karena awalnya kita hanya penggemukan sapi," paparnya.
Anak-anak yang sedang bertani Foto: (Muhammad Iqbal/detikTravel)
|
Bowo mengungkapkan, kehadiran agrowisata di Cilegon merupakan langkah awal untuk mengenalkan 'Kota Baja' bukan saja sebagai kota yang dipenuhi industri.
Selain itu, ia ingin menghadirkan persepsi bahwa perternakan tidak selamanya dipenuhi kotoran ternak. Namun juga bisa bersih dan menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi.
"Saya ingin menghadirkan itu, karena kita levelnya bukan hanya edukasi anak-anak TK, tapi SMP ada, bahkan kemarin dari mahasiswa Untirta, sehingga kita kasih pengetahuan kepada mereka bahwa peternakan itu sesuatu yang menjanjikan kalau dikelola dengan baik, kita buktikan peternakan bisa buat edukasi, bisa buat wisata dan bisa buat kuliner," papar Bowo.
Memilih nama Vila Ternak Cikeray, menurutnya ada kriteria khusus yang ingin pria 30 tahun itu sampaikan. Selain mengangkat nama wilayah Kelurahan Cikeray, ia juga ingin memberdayakan masyarakat sekitar dengan menjadikannya sebagai pegawai.
"Kalau Cikeray sudah otomatis kita ingin mengangkat pemberdayaan ekonomi masyarakat Cikeray, jadi itu sudah basis visi kita. Kita nggak banyak ambil karyawan dari luar, kita berdayakan karyawan semua dari masyarakat Cikeray," katanya.
Ia menyatakan hampir semua karyawannya berasal dari daerah tersebut. Kecuali tenaga ahli seperti pekerja bangunan, mandor itu diambil dari orang-orang yang percaya.
"Hampir semua karyawan dari kelurahan Cikeray, cuma ada beberapa tim ahli, orang-orang (pekerja) kayu, orang-orang sipil, mandor-mandornya mungkin dari orang-orang saya. Jadi pekerja-pekerja bawahannya kita dari orang-orang Cikeray," ungkapnya.
Kepada pemerintah, ia berharap Kelurahan Cikeray dapat dijadikan satu-satunya wilayah yang tidak ditumbuhi industri. Meski tanah di wilayah Cikeray sudah bukan lagi dimiliki oleh pribumi Cikeray namun sudah menjadi milik orang-orang luar Cilegon.
Meski Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cilegon ditujukan sebagai kawasan industri, setidaknya, harap Bowo, ada satu kawasan di mana di sana terdapat tempat yang setidaknya mampu menghilangkan penat bagi warga Cilegon.
"Karena Cilegon itu terlalu mainstream dengan kawasan industri, mereka penat sebenarnya, mereka butuh tempat refreshing, maka saya mengambil Cilegon karena branding kawasan industri itu saya ingin bikin beda. Ketika Cilegon nuansanya kontraktor, baja, alat berat, alat-alat teknik. Maka saya coba bikin yang anti mainstream yaitu vila ternak di Cilegon," Tutup Bowo. (rdy/rdy)
Sumber: Detik Travel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar