Rabeg, Tak tergantikan kenikmatannya

February, 24 2012


Rabeg adalah menu masakan berkuah yang terbuat dari daging kambing 14:21dan jeroannya. Proses pembuatan masakan ini dimulai dari mengiris daging dan jeroan kambing dalam bentuk kecil-kecil. Selanjutnya, hasil irisan daging dan jeroan tersebut, dicampur menjadi satu dan dituangi air yang telah diberi bumbu sebagai kuahnya. Setelah itu dimasak sampai daging berubah warna agak kecoklatan dan bumbu dianggap sudah meresap. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam.




Sampai sekarang, belum ada yang mengetahui siapa yang pertama kali memperkenalkan masakan ini namun menurut beberapa warga Cilegon dan Serang rabeg merupakan hidangan istimewa Istana Banten.

Oleh masyarakat Cilegon dan Serang, dahulu masakan ini dianggap sakral, karena merupakan simbol penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga masakan ini hanya dapat dijumpai pada perayaan maulud Nabi Muhammad SAW.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, makanan ini tidak hanya dapat ditemukan pada momen muludan, tetapi juga dapat dijumpai pada berbagai hajatan, seperti aqiqah, tasyakuran, pesta perkawinan dan acara lainnya dan kehadirannya dimeja hidangan sangat dinantikan oleh para undangan, bahkan untuk pecinta rabeg mereka rela menunggu rabeg yang masih dimasak matang daripada menyantap hidangan lainnya.

Saat ini rabeg mulai dijual bebas, dan mudah dijumpai di rumah makan dan restoran, serta pedagang nasi uduk yang ada di sejumlah lokasi di Cilegon dan Serang.

Keistimewaan masakan rabeg terletak pada kuahnya yang terbuat dari air murni, yang diberi bumbu dan rempah-rempah, seperti jahe, lada, dan cabe merah, yang berfungsi sebagai penghangat tubuh. Kuahnya berwarna coklat, akibat dari bercampurnya berbagai macam bumbu. Kuah tersebut dianggap dapat mengurangi kandungan lemak. konon pa
ra pecinta rabeg sejati bisa mengenali bagaimana cara memasak dan siapa yang memasak dari rasa rabeg yang mereka makan khususnya dikomunitas mereka.


Keistimewaan lainnya, rabeg juga dilengkapi dengan aneka lalapan seperti timun, wortel, dan kobis. dan pasangan saat dihidangkan yang khas adalah sambal buraq, yaitu tumisan buah pepaya yang diparut panjang, tauge, kulit melinjo dan beberapa bahan tambahan lainnya.

Wisatawan yang ingin menikmati rabeg, dapat berkunjung ke Cilegon dan Serang, di Provinsi Banten. Di kota ini banyak terdapat warung makan yang menyajikan masakan khas rabeg, seperti warung pedagang nasi uduk di sekitar Mesjid Agung, Jon'in Cilegon dan warung nasi uduk di depan Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Serang.


(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: